LAM Riau Harapkan IKA FIB Unilak Menjadi Punggawa Program Pelestarian Budaya Melayu Riau


Loading...

 

Pekanbaru - Melalui Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Ilmu Budaya (IKA FIB) Universitas Lancang Kuning (Unilak), para anggotanya diharapkan dapat menjadi punggawa dan dubalang yang menjaga dan mengawal program pelestarian kebudayaan Melayu Riau. Begitu ditegaskan Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Seri H Al azhar, saat menerima kunjungan silaturahmi IKA FIB Unilak di Balai Adat Melayu Riau, Pekanbaru, Jumat (23/08/2019).

"Celikkan mata, peka-tajamkan telinga dan selami betul-betul nilai-nilai budaya Melayu dengan pendekatan ilmiah. Jadilah punggawa dan dubalang untuk dapat menjaga budaya kita ini, di kampung kita ini," tegasnya.

Ketegasan ini disampaikan Datuk Seri Al azhar, menyikapi adanya pihak-pihak yang terkesan kurang berpihak bahkan coba menghalang-halangi pelaksanaan kebijakan Pemerintah Provinsi Riau yang mewajibkan pembelajaran Muatan Lokal (Mulok) Budaya Melayu Riau (BMR) di semua jenjang sekolah di Bumi Lancang Kuning ini.

Loading...

Dikatakannya, pembelajaran Mulok Budaya Melayu Riau adalah bagian integral dari pembangunan SDM yang berkarakter dan berjatidiri, sesuai dengan nilai-nilai budaya Melayu. Oleh karena itu, semua pihak yang hidup di bumi Riau ini harus mendukungnya, sesuai dengan pepatah _dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung_.

"Bukan malah mempertanyakan atau mencari-cari alasan untuk menolaknya. Bukan pula menjadikannya semata-mata sebagai ladang bisnis," tegasnya.

Datuk Seri Al azhar mencontohkan, akhir-akhir ini ada pihak di Pekanbaru yang seperti 'melawan' kebijakan tersebut dengan mengusulkan mata pelajaran lain sebagai tandingan Mulok Budaya Melayu Riau. Ada pula pebisnis yang menerbitkan dan mengedarkan buku-buku Mulok BMR yang bahasa dan informasinya tentang sebagian mata budaya Melayu jelas-jelas salah.

"Silakan berkompetisi menulis, menerbitkan, dan mengedarkan buku untuk pembelajaran Mulok BMR. Tapi gunakanlah bahasa yang mencerminkan kesantunan Melayu, dan berikan pengetahuan serta informasi yang betul. Atau, kekeliruan itu sengaja dibuat untuk merendahkan budaya Melayu dan pendukungnya?", tanya beliau dengan lantang.

Untuk itu, dengan kompetensi akademik yang dimiliki anggota-anggotanya, beliau menantang IKA FIB Unilak agar proaktif mengawal pelaksanaan kebijakan Mulok BMR, sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.

Menjawab tantangan ini, Ketua Umum IKA FIB Unilak, Safari Ar Riziq, pada pertemuan tersebut menyatakan kesiapan IKA FIB Unilak. Untuk itulah, katanya, salah satu agenda silaturahmi hari itu dirancang IKA FIB Unilak.

"Untuk itulah salah satu agenda yang kami usung dalam silaturahmi ini. Hendaknya kami mendapat tunjuk, ajar, serta petuah daripada para datuk-datuk kami yang ada di Lembaga Adat ini," tegas pria yang akrab disapa Riziq tersebut.

Hal ini, papar putera asli Melayu Inhil ini, setelah menerima langsung informasi dari rekan-rekannya sesama alumni, khususnya yang berasal dari Jurusan Sastra Daerah/Melayu. Menurut informasi tersebut, paparnya, saat ini sungguh sulit bagi para Sarjana Sastra Daerah/Melayu mendapat tempat di sekolah-sekolah.

"Padahal seharusnya, ketika program studi BMR menjadi suatu kewajiban maka akan terbuka lebar peluang bagi para alumni ini. Tapi lihatlah hari ini, dengan berbagai macam alasan sekolah-sekolah menolak mereka. Sehingga praktek di lapangan yang terjadi, BMR diajar oleh para guru yang tak sesuai kompetensinya. Parahnya lagi, melalui Dinas Pendidikannya Pemprov seakan merestui hal ini. Para guru yang tak sesuai kompetensi tersebut akhirnya dilatih beberapa hari melalui program pelatihan. Apakah ini yang namanya keseriusan dalam menjaga budaya tersebut, sehingga pengakuan kompetensi cukup didapatkan pada pelatihan beberapa hari saja?" tegas Riziq.

Sekretaris LAM Riau, Datuk Nasir Penyalai, yang turut hadir pada kesempatan sependapat dengan pernyataan Riziq. Bahkan kita dikatakannya pelaksanaan program memang belum berjalan dengan niat yang tulus, tidak istiqomah, dan tidak satu bahasa.

"Saya yang memang mempunyai latar belakang bidang pendidikan melihat jelas hal ini. Inilah yang membuat pelaksanaan Mulok BMR centang perenang. Ini harus kita cari solusinya! Mari bersatu-padu, berkongsi dan bersinergi bersama LAM Riau," tegas Datuk Nasir Penyalai.(***)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]