Duet Anies Baswedan-AHY Bikin Tumbang Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerima ucapan selamat dari Presiden Joko Widdodo bersama Ibu Negara Irina Jokowi

Loading...

JAKARTA – Gelaran Pilpres 2019 yang sudah di depan mata banyak diprediksi masih akan menjadi pengulangan Pilpres 2014 lalu, dengan kembali mempertemukan Jokowi dan Prabowo Subianto.

Hal itu didasarkan pada perkembangan politik serta presiden theesold dalam Undang-undang Pemilu yang mengharuskan partai politik setidaknya memiliki 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara pemilu.

Artinya, tak ada satupun partai politik yang bisa mengajukan paslonnya sendiri, sekalipun PDIP yang menjadi pemenang Pemilu 2014 lalu.

Ketua DPP Politisi Demokrat, Andi Arief mengaku tidak kesulitan membayangkan apa yang terjadi saat hanya Joko Widodo dan Prabowo Subianto saja yang maju di Pilpres 2019 mendatang.

Loading...

“Tidak akan menarik,” terang Andi melalui akun twitternya @AndiArief_

Ia pun ragu bakal ada tiga capres mengingat jadwal pendaftaran dijadwalkan Agustus 2018.

Dengan sisa waktu enam bulan, praktis partai-partai yang ada dipaksa mendukung kecuali Demokrat, PDIP dan oposisi.

Dalam hematnya, jika Gerindra-PKS berkoalisi, partai pendukung Jokowi juga demikian. Maka kemungkinan koalisi PDIP dan Demokrat.

“Partai Demokrat yang selalu menang dalam usung kader di Pilpres berupaya punya capres sendiri. Kalaupun tidak, akan ikut yang pasti menang,” jelasnya.

Menurut hasil sejumlah survei, elektabilitas Jokowi tak terkalahkan. Sebaliknya, elektabilitas Prabowo justru mandek.

Dalam kondisi tersebut, sosok penentu besar kemungkinan ada di tangan pasangan masing-masing capres.

Nah, untuk partai berlambang bintang mercy itu, figur cawapresnya adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Banyak yang menduga AHY dipasangkan Jokowi. Bisa saja dugaan itu benar. Tapi jangan lupa endorsment SBY ke Prabowo 2014 suaranya melonjak,” ulasnya.

Hubungan baik SBY-Demokrat dengan Prabowo, Jokowi dan tokoh lain selalu terjaga. Sedangkan kemungkinan Prabowo berpasangan dengan AHY pun bisa saja terjadi.

“Bagaimana koalisi Demokrat dan Golkar, PKB, PAN dan PKS? Sejarah sudah membuktikan 10 tahun juga berlangsung baik. Kemungkinan 2019 juga ada,” katanya.

“Bagaimana kalau Prabowo merelakan Anies berpasangan dengan AHY, jika Jokowi akan berpasangan dengan BG (Budi Gunawan) atau Puan? Benar-benar rela nggak,” lanjutnya.

Kalau boleh memilih, ia menganjurkan Anies berpasangan dengan AHY melawan Jokowi dan Budi Gunawan atau Puan Maharani. Kalah pun akan jadi perjalanan menuju 2024.

Meski prediksi dia kemungkinan peluang menang duet Anies dan AHY cukup besar jika melawan Jokowi dengan BG atau Puan.

“Mari bertaruh sepeda,” seloroh Andi.

Namun, Andi menekankan, Anies dan AHY serta Gatot Nurmantyo adalah alumni Pilkada Jakarta yang sudah mendapat elektabilitas sebagai kandidat capres dan wapres. (pojoksatu.id)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]