Kisah Pria Pengangguran Pemburu Janda, Bius Korban dengan Secangkir Kopi

(kompas.com) ilustrasi para janda ditipu seorang pria pengangguran lewat facebook 

Loading...

MEDIALOKAL.CO - Dewi, bukan nama sebenarnya sempat menaruh curiga melihat Tio alias TH alias Hendi Handoko, yang akan menikahinya berbeda dengan foto di media sosial.

Hendi yang terlihat bersih, putih dan tampan di media sosial dan video call malah nampak hitam dan berjerawat.

Namun, Dewi mencoba menerima Hendi apa adanya.

"Kok beda ya sama di foto," ujar Dewi dalam hati saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (10/4/2020).

"Saya bilang dalam hati enggak apa-apa lah yang penting dia baik dan perhatian," kata Dewi saat itu mencoba meyakinkan dirinya.

Loading...

Dewi melihat foto yang selama ini dikirimkan dan juga yang dimuat di Facebook.

Dari foto yang Dewi dapatkan, wajah Hendi terlihat lebih putih dan tampan.

"Fotonya juga sering di tempat-tempat keren," ucapnya.

Wanita yang tinggal di salah satu kota di Jawa Barat lalu mengungkapkan pengalaman buruknya dengan Tio alias TH alias Hendi Handoko, yang akan menikahinya.

Hendi sudah menaklukkan 80 janda kesepian dan wanita paruh baya.

Harta korbannya dikuras habis termasuk Dewi.

Dewi lalu menceritakan kembali pertemuan bersama Hendi.

Setelah pertemuan di bandara, Dewi mengajak Hendi ke rumahnya.

Ia sudah menyebutnya sebagai calon suami.

Di dalam rumah yang hanya berdua saja.

Mereka berbincang mengenai rencana pernikahan dan akan mengajaknya ke Jakarta.

Bahkan, Hendi mengaku akan mengajak Dewi berbelanja perhiasan selepas Magrib.

Katanya, sebagai tanda keseriusan Hendi untuk menikahinya.

Kopi Sumber Bencana

Sambil menunggu waktu menikmati sore, Hendi meminta izin untuk membuat kopi.

"Dia sendiri yang masak air panasnya dan bikin cuma secangkir," kata Dewi.

Hendi menyerupt kopi sampai tersisa setengah cangkr, dan sisanya Dewi diminta meminumnya.

"Katanya biar romantis secangkir berdua," kata Dewi.

Tak berapa lama setelah meminum kopi, Dewi sama sekali tak ingat apa-apa lagi.

Ia tertidur dan baru terbangun keesokan harinya sekira pukul 06.00 WIB.

"Jadi itu saya enggak sadar tidur di kursi ruang tamu semalaman," ucapnya.

Bangun dari tidur panjangnya, Dewi merasa perutnya mual.

Dia langsung menuju kamar mandi, tapi terasa begitu jauh. Beberapa kali ia terjatuh karena kakinya begitu lemah, tak kuat untuk melangkah.

Di tengah kondisi limbung, Dewi teringat dengan Hendi, orang terakhir yang ditemuinya sebelum tertidur panjang.

"Saya pikir awalnya dia tidur di kamar, akhirnya saya merangkak naik ke lantai dua ke kamar saya," ujarnya.

Alih-alih menemukan Hendi, badan Dewi terasa makin lemas dan nyaris pingsan. Ia menemukan seluruh kamarnya berantakan.

Perhiasan yang ia simpan di lemari telah raib, termasuk sejumlah uang tunai.

Sementara Hendi hilang entah kemana, ponsel Dewi juga turut hilang.

Dengan sisa tenaga Dewi berlari ke rumah Ketua RT tempat tinggalnya dan menceritakan apa yang baru saja dialaminya.

Dia kemudian melaporkan hal tersebut ke Polsek di wilayah tempat tinggalnya.

Dengan alasan privasi, Dewi enggan menjelaskan di mana tempat dia melapor termasuk kota tempat tinggalnya.

"Saya malu sama tetangga dan keluarga saya," kata dia.

Setelah ditotal, barang berharga yang dibawa kabur Hendi mencapai Rp 15 juta.

Beberapa hari kemudian, dari keterangan polisi, perhiasan Dewi telah dijual oleh Hendi di sebuah toko emas tak jauh dari tempat tinggalnya.

"Wajahnya terekam CCTV," kata Dewi.

Dewi dan mayoritas korban Hendi adalah para janda kesepian atau wanita berumur.

Setelah jadi korban penipuan, satu-satunya Dewi melacak Hendi adalah melalui Facebook, namun fotonya telah berganti dengan foto orang lain.

"Diganti semua mungkin untuk menghilangkan jejak karena nomor handphone dia juga sudah enggak bisa dihubungi," ujarnya.

Kenal dengan Sesama Korban

Selama proses melacak Facebook Hendi, ternyata ada wanita di kolom komentar sepertinya menjadi korban mulut manis sang petualang cinta yang pengangguran ini.

"Ada itu dia orang Bogor, akhirnya kita saling cerita dan ternyata sama-sama ketipu sama Hendi," kata Dewi.

Terbakar rasa dendam dan sakit hati, keduanya pun sepakat mengatur siasat untuk menjebak Hendi.

"Saya minta ke dia untuk seolah-olah mau ketemuan dengan Hendi dan biar ketemu langsung ditangkap, sudah koordinasi juga dengan polisi yang tempat saya laporan," tuturnya.

Sebelum niat itu terlaksana, dia mendapat telpon dari Polsek Metro Tamansari bahwa Hendi sudah ditangkap dengan dengan kasus serupa.

Hendi ditangkap awal April 2020 usai membius korbannya di sebuah hotel di Mangga Besar, Tamansari dan mengambil uang tunai Rp 3 juta dan dua ponsel.

Ironisnya, sang korban berinisial RZ (44) yang telah disetubuhinya meninggal akibat terjatuh dari lantai dua akibat pengaruh obat bius yang diberikan pemburu janda ini.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Kisah Pria Penakluk 80 Janda: Kecurigaan Dewi Lihat Hendi Beda dengan Foto, Langsung Bahas Nikah

 






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]