11 Tahun Menjanda dan Tak Mau Menikah Lagi, Mak Amah Perjuangkan Hidup Kelima Anaknya

Mak Amah bersama Dedi Mulyadi di pentas 'Pangjajap Rasa' warga Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhur di Terminal Ciganea.

Loading...

MEDIALOKAL.CO - Perempuan tua itu bergegas naik ke atas pentas atas permintaan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Di pentas ‘Pangjajap Rasa’ warga Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhur di Terminal Ciganea tersebut, dia bercanda dengan pelawak Sunda, Ohang.

Kepada Dedi dan ribuan penonton yang lain, perempuan itu mengaku bernama Amah, berusia 58 tahun dan sudah 11 tahun menjanda. Suaminya meninggal saat kelima anaknya masih kecil dan membutuhkan biaya hidup.

Anehnya, sedikit pun tidak tampak raut kesedihan dari Emak Amah dalam acara yang digelar pada Minggu (11/2) tersebut. Sebaliknya, warga Kampung Selaeurih itu mampu mengimbangi candaan yang dilemparkan oleh Ohang. Tawa riang pun menghiasi acara hiburan rakyat itu.

Sedikit demi sedikit, kegetiran hidupnya terkuak. Pertanyaan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kepada Mak Amah, berbuah jawaban yang mengundang haru para penonton.

Loading...

“Bapak meninggal itu saat anak-anak masih kecil. Saya gak kepikiran menikah lagi. Saya hanya berpikir bagaimana caranya menghidupi anak-anak sampai dewasa. Alhamdulillah, satu anak saya sudah menikah” kata Mak Amah.

Jerih payah perjuangannya akhirnya terwujud meski dengan melakoni pekerjaan sebagai buruh tani. Hingga kini, penghasilan Mak Amah hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Untuk makan sehari-hari mah cukup, Insya Allah,” ujarnya.

Perjalanan 15 Tahun mengelilingi sudut kampung ternyata belum cukup bagi Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk membantu warga yang membutuhkan bantuan. Buktinya, malam tadi ia masih dipertemukan dengan warga seperti Mak Amah.

Dedi sendiri meyakini, di luar sana masih banyak warga seperti itu. Karenanya, ia mengimbau kepada seluruh warga Purwakarta agar mengasah kepedulian sosial terhadap sesama.

“Maafkan saya Mak, saya baru dipertemukan dengan Emak malam ini. Emak menjalani hidup dengan ikhlas, berjuang memikirkan anak-anak, tanpa berpikir kepentingan diri sendiri. Kami ini warga Purwakarta, harus mau memperhatikan orang-orang seperti Emak,” kata Dedi sambil terisak.

Dedi pun menarik pelajaran hidup dari penuturan Mak Amah. Baginya, sosok seperti Mak Amah mengajarkan tentang nilai tanggung jawab. Selain itu, ia menjadi cermin sikap patuh terhadap pemenuhan kewajiban tanpa protes menuntut berbagai hak.

“Emak menjadi cermin Ibu Sejati, tidak pernah banyak menuntut tapi konsisten menjalankan kewajiban dan tanggung jawab,” katanya.

Atas dedikasi Mak Amah, Dedi memberikan bantuan modal usaha sebesar Rp10 Juta. Jumlah tersebut diperoleh dari kantong pribadinya ditambah udunan warga setempat. “Ini ada modal, totalnya Rp10 Juta, tolong dipergunakan dengan baik,” pungkasnya. (pojoksatu.id)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]