Kebiasaan Memukul Pantat Anak ? Inilah Dampaknya


Loading...

MEDIALOKAL.CO - Kebiasaan memukul pantat anak, merupakan pola asuh sejumlah orang tua untuk menerapkan didikan agar anak lebih disiplin. Tak pelak, kebiasaan tersebut juga dilakukan sebagai hukuman ketika sang buah hati melakukan kesalahan. Mengapa orang tua kerap menerapkan pola tersebut pada anak?

Menurut dr. Resthie Rachmanta Putri dari KlikDokter, pada usia anak, mereka sering  melakukan semua hal yang membuatnya penasaran, seperti memegang berbagai benda, melempar barang ke lantai, mencubit, menendang untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Akibatnya, Anda sebagai orang tua akan merasa jengkel dan menghukum anak yang dinilai telah berbuat kesalahan.

Pola hukuman memukul pantat anak, konon menjadi perdebatan  oleh sejumlah pakar sepanjang abad 20 hingga sekarang. Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Chicago, Amerika Serikat pada tahun 2016, menemukan fakta bahwa sebanyak 75 persen dari total 60 ribu orang percaya akan cara ini.

Studi dari Universitas Chicago di atas, nyatanya berlawanan dengan jajak pendapat yang dilakukan Huffington Post. Media tersebut mengumumkan bahwa 69 persen masyarakat justru menolak diterapkannya pola hukuman seperti itu. Jadi, apakah memukul pantat anak benar atau tidak?

Loading...

Elizabeth Gershoff, profesor dari Human Development and Family Sciences di Universitas Texas, Amerika Serikat, menyebut bahwa memukul pantat anak adalah ungkapan halus dari makna memukul yang sesungguhnya. Dengan begitu, hal ini memiliki dampak buruk yang sama dengan bertindak kasar.

“Memukul sebenarnya membuat anak-anak berperilaku buruk dalam jangka panjang. Hal ini nantinya malah akan mempersulit Anda, para orang tua, di masa yang akan datang,” ujar Gershoff, dilansir dari Town & Country Magazine.

Dengan kata lain, sementara banyak orang tua yang tetap melakukan hukuman fisik sebagai pola asuh mereka, masih ada sesuatu yang salah tentang hal itu. Penelitian ini menjelaskan mengapa memukul memang memiliki efek jangka panjang yang serius, dan perlu dibicarakan terkait dampaknya lebih lanjut.

Beberapa waktu lalu, Gershoff dan Andrew Grogan-Kaylor, seorang profesor dari Universitas Michigan, mencoba mengola informasi pada lebih dari 160 ribu anak-anak di Amerika dalam kurun waktu 50 tahun ke belakang. Hasil penelitian ini telah dituangkan dalam Journal of Family Psychology terkait efek dari memukul pantat anak.

Kesimpulan dari studi menyebutkan bahwa memukul pantat anak dikaitkan dengan agresi, perilaku antisosial, masalah kesehatan mental, turunnya kepercayaan diri, hubungan negatif antar orang tua serta anak, gangguan kemampuan kognitif, moral yang rendah, dan lain-lain. Dengan demikian, perilaku memukul pantat anak sebagai hukuman dinilai salah total.

Sementara itu, penelitian lain terhadap lebih dari 8.300 orang oleh University of Michigan, menemukan bahwa orang dewasa yang pantatnya dipukul ketika masih anak-anak, akan berdampak hingga usianya bertambah. Mereka cenderung merasa depresi, mencoba bunuh diri, minum banyak, hingga menggunakan obat-obatan terlarang.

Pola mendidik yang tepat untuk anak, mesti diterapkan oleh orang tua demi perkembangan psikis yang baik bagi sang buah hati. Lebih lanjut, dr. Resthie memberikan contoh penanganan yang tepat dengan melibatkan kasih sayang.

“Sebagai contoh, saat anak membuang-buang makanannya, orang tua yang sedang mendidik anaknya akan mengajak anaknya bersama-sama memungut makanan dari lantai sambil mengatakan bahwa makanan dibuat bukan untuk dibuang,” katanya.

Lebih lanjut, Dr. Resthie menjelaskan bahwa mendidik anak akan menciptakan suasana diskusi dan komunikasi, dengan orang tua yang bertindak sebagai guru. Sedangkan, menghukum anak menghasilkan konsekuensi bagi anak, dan orang tua seakan menjadi hakim bagi anak yang siap menjatuhkan hukuman kapan saja anak berbuat salah.

Memukul pantat anak sebagai bentuk hukuman, nyatanya sama saja dengan melakukan kekerasan fisik. Apakah Anda masih menerapkan pola ini terhadap anak?(*)

 

 

Sumber : Klikdokter.com






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]