3 Obyek Wisata di Indonesia yang Rusak Karena Terlalu Banyak Turis


Loading...

MEDIALOKAL.CO - SEJAK awal tahun 2018, Otoritas Taman Nasional Komodo (TNK) telah berencana membatasi jumlah kunjungan wisatawan. Kebijakan ini akan diberlakukan untuk seluruh wisatawan mancanegara maupun domestik guna meminimalisir dampak dari aktivitas pariwisata yang berlebihan.

Sejumlah destinasi wisata di Indonesia sebetulnya sudah sempat membatasi jumlah kunjungan wisatawan, maupun menerapkan beberapa peraturan baru sebagai upaya pelestarian lingkungan. Hal ini menjadi sebuah peringatan tersendiri bagi Kementerian Pariwisata untuk mengevaluasi kembali spot-spot wisata lain yang layak untuk dikunjungi.

Dirangkum Okezone dari berbagai sumber, Kamis (6/12/2018), berikut 3 kompilasi objek wisata di Indonesia yang tercemar karena terlalu banyak disambangi wisatawan.

Kebun Bunga Amaryllis, Gunungkidul

Loading...

Masyarakat Indonesia sempat dihebohkan oleh sebuah berita rusaknya destinasi wisata Taman Amaryllis yang berlokasi di Kecamatan Patuk, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kejadian ini berlangsung pada akhir tahun 2015 lalu. Berdasarkan data yang dihimpun Okezone, kerusakan taman bunga ini disebabkan oleh membludaknya jumlah wisatawan yang ingin mengambil foto selfie dengan latar belakang hamparan bunga amaryllis.

Meski sebagian area wisata sudah rusak, pengunjung tetap antusias mengabadikan hamparan bunga menggunakan telpon genggam dan kamera profesional yang mereka bawa. Ironisnya, beberapa pengunjung terlihat menginjak-nginjak bunga karena nekat memasuki bagian tengah perkebunan. Padahal, papan pengumuman telah dipasang sang pemilik kebun di halaman depan.

Pantai Kuta, Bali

Sebagai salah satu pusat wisata di Indonesia, tak heran jika Bali kerap dipenuhi jutaan wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Aktivitas wisata yang masif pun tidak dapat terlekkan lagi. Alhasil, beberapa spot wisata ikut terkena dampaknya, termasuk Pantai Kuta. Beberapa waktu lalu, pantai paling populer di Bali ini sempat menjadi perbincangan masyarakat internasional karena dipenuhi sampah-sampah plastik, kaleng, potongan kayu, dan kertas yang tersebar di bibir pantai. Menanggapi hal tersebut, pemerintah Bali mulai menerapkan peraturan yang sangat ketat terkait isu sampah ini.

Taman Nasional Gunung Rinjani, Lombok

Sampah sudah menjadi masalah kronis di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Lombok. Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas Gunung Rinjani memang meningkat tajam di kalangan pendaki gunung maupun orang awam, seiring dengan meningkatnya tren wisata outdoor. Bayangkan saja, pada musim pendakian di Pos TNGR Sembalun setiap harinya terkumpul sekitar 12 kilogram sampah plastik berupa botol minuman ringan dan air mineral serta 20 kilogram sampah lainnya yang ditinggalkan pengunjung di jalur keluar pendakian Gunung Rinjani.

Untuk menanggulanginya, pihak Taman Nasional dan Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengeluarkan kebijakan "sampah berbayar" yang telah diberlakukan pada 1 April 2017. Setiap pendaki harus memberi uang jaminan sampah ke pihak TN sebesar Rp500 ribu yang bisa diambil lagi saat turun, tapi mereka harus tunjukkan sampah.

(okezone.com)






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]