Aditiya Prahara (Ist)

Loading...

Adinda, Dulu sebuah kehangatan pernah terekam pada kopi hitam ini, ialah barisan percakapan saat musim dimana mataku dan matamu belum mengenal gerimis.

 

Kasih, cinta dimatamu seperti secangkir kopi, tak pernah layu memberi candu, tak pernah letih menelanjangi rindu. Sementara aku, seorang yang ingin selalu menikmatinya setiap waktu.

 

Loading...

Sayang, Kopiku sekarang mungkin sama seperti sikapmu, mulai dingin dan semakin pahit.

 

Cintaku, Pada kopi yang kuseduh tanpa gula ini, dirimu adalah sebaik-baiknya pemanis yang aku punya.

 

Penulis : ADITIYA PRAHARA Seorang Pemuda yang tinggal di Ibukota Bumi Hamparan Kelapa Dunia. 






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]