Tari Kuda Gipang Kesenian Masyarakat Banjar
Tembilahan.medialokal.co-Mengenal sebuah kesenian nusantara khas masyarakat suku banjar yang wajib diketahui oleh kaum generasi muda di kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).
Perlu diketahui, Tari Kesenian Kuda Gipang atau kuda gepang merupakan salah satu kesenian masyarakat Banjar.
Kuda Gipang berupa tarian berbaris menggunakan eblek anyaman bambu berbentuk hewan kuda.
Tarian ini berasal dari, desa pangabuan yang saat ini merupakan bagian dari kecamatan haruyan kabupaten hulu sungai tengah kalimantan selatan.
Dari desa, inilah berkembang ke daerah kabupaten hulu sungai utara, yakni desa bihara paringin dan amuntai dan daerah lainnya.
Kuda Gipang ini juga dapat Anda temui di kabupaten Indragiri Hilir yang dibawa oleh masyarakat Banjar dri kalimantan.
Asal mula tari kuda Gipang konon ceritanya pada jaman dahulu lambung mangkurat berlayar ke Jawa untuk menemui raja majapahit dengan kapal prabayaksa.
Kemudian setelah bertemu gajah Mada diantar untuk bertemu raja majapahit. Setelah seminggu di majapahit akhirnya lambung mangkurat pamit pulang ke negara Dipa.
Saat pulang lambung mangkurat diberi hadiah seekor kuda besar dan terbaik di kerajaan Majapahit, kuda tersebut berwarna putih dan gagah.
Untuk mengetahui kehebatan kuda tersebut
Tumenggung tatah jiwa menyarankan agar menunggang kuda pemberian Raja majapahit.
Akan tetapi stelah tiga kali lambung mangkurat mencoba menunggang kuda seblum masuk kek kapal prabayaksa, kuda itu lumpuh.
Dengan kesaktian lambung mangkurat, kuda tersebut dipeluk di ketiak dan dibawa naik ke kapal prabayaksa sampai ke banjar.
Sejak itulah tari kuda Gilang dijepit diketiak, tari kuda Gilang ini sangat mirip dengan slah satu permainan yang ada di pulau jawa, yakni kuda lumping.
Namun ada beberapa perbedaan antara kuda Gipang dengan kuda lumping yakni perlengkapan, busana yang digunakan dan musik penggiringnya.