Secarik Kisah Pilu Tetes Peluh Pengayuh Becak di Tembilahan


Loading...

TEMBILAHAN, Medialokal.co - Becak yang dulunya adalah salah satu angkutan umum yang sempat menjadi primadona di Negeri Seribu Parit, namun kini jasa angkutan tersebut seakan terkikis keberadaanya dengan seiring berkembangnya kemajuan zaman dan teknologi. 

Hal itu terlihat saat seorang tukang becak yang tampak lesu duduk diatas becak tuanya yang sudah puluhan tahun digunakannya untuk mengais rezeki demi menghidupi keluarga.

Ia adalah Haris, pria yang sudah berumur 82 tahun dengan kulit yang tampak mengeriput termakan usia. 

Ditengah terik matahari, sambil meredupkan pandangannya Haris menunggu para penumpang, berharap ada menggunakan jasa transportasi roda tiganya yang sudah reyot .

Loading...

Haris yang merupakan warga Pintu Air Kelurahan Tembilahan Kota mengaku sudah 50 tahun berprofesi menjadi tukang becak, mualai pukul 05.00 Wib subuh ia sudah mengayuh becaknya berkeliling Tembilahan mencari penumpang. 

Target penumpang Haris dari kalangan ibu-ibu yang akan berbelanja ke pasar. Itupun kata Haris, ibu-ibu sudah banyak menggunakan kendaraan sendiri dan menggunakan jasa ojek.

Menjelang matahari terbit, Haris terus berkeliling Tembilahan mencari penumpang kembali. Jika sudah pukul 08.30 Wib, Haris sudah mangkal di pelabuhan-pelabuhan, berharap dapat penumpang dari daerah untuk menggunakan jasanya. Namun saat ini masyarakat lebih tertarik menggunakan sepeda motor dari pada becak.

Padahal becak di Tembilahan mempunyai sejarah, sempat menjadi transportasi primadona warga Indragiri Hilir pada zamannya. Namun dengan perkembangan zaman saat ini, tranportasi ini semakin kurang peminat.

"Sudah sangat kurang peminatnya. Orang lebih memilih menggunakan ojek," kata Haris seperti yang dikutip oleh Arbindonesia.com , Sabtu (23/11/19). 

Haris mengaku hanya mampu mendapatkan menumpang satu atau dua orang perhari, itupun penumpangnya membawa banyak barang baru menggunakan jasa becak.

"Perhari paling paling dapat 15.000, paling banyak 30.000," ungkap Haris

Ungkapan yang sama juga disampaikan oleh Ismail (40 tahun) warga Jalan Kembang, mengaku sudah 20 tahun bekerja sebagai tukang becak. 

Ismail lebih muda dari pada Haris yang sudah berumur, sudah tentu masyarakat memilih tukang becak yang masih gagah. Menurut survei ARB INdonesia saat mewawancarai tukang becak, mereka lebih memilih tukang becak yang kuat dari pada tukang becak tua, menurutnya tidak tega saat menggunakan jasa tukang becak sudah berumur. Apalagi Kota Tembilahan berjulukan kota seribu parit memiliki banyak tanjakan jembatan.

 

Penumpang Minim, Becak di Tembilahan Alih Fungsi Jadi Pengangkut Barang

Saat ini penumpang becak sangat minim, eksistensi becak perlahan hampir punah. Fungsi becak sekarang hanya sekedar untuk mengangkut barang-barang, bukan lagi jasa angkutan manusia. 

Hal ini dibuktikannya dengan minimnya penumpang becak. Warga seakan terpaksa menggunakan jasa becak ketika membawa barang tidak memungkinkan menggunakan ojek yang lebih praktis dan cepat. Becak saat ini seakan menjadi alternatif transportasi afektif membawa barang belanjaan.

Diungkapkan Haris, kebanyak orang sudah menggunakan jasa ojek. Ia terpaksa mangkal di pelabuhan dan pasar-pasar menunggu penumpang membawa barang belanjaannya yang banyak. 

Haris mengaku, jam efektif untuk mencari rezeki sebagai tukang becak itu dari pagi sampai siang. Ketika aktifitas pelabuhan sudah sepi, para penumpang sudah tidak adalagi, sangat sulit mendapatkan penumpang.

"Kalau sudah siang, pasar sudah tutup dan aktifitas pelabuhan sudah sepi. Itu tidak adalagi yang diharapkan," kata Haris.

 

Ojol Hadir, Becak Tembilahan Punah

Menurut Dekan Fakultas Ekonomi (Fekon) Universitas Islam Indragiri (Unisi), Zainal Arifin Hussein, SE.,ME menuturkan, perkembangan zaman dan majunya alat transportasi di era digital saat ini tidak bisa dibendung. Kehadiran tranportasi di era digital membuat becak perlahan akan punah.

Apalagi diprediksi di wilayah Kota Tembilahan akan kehadiran layanan transportasi berbasis aplikasi, sudah tentu akan mengurangi pendapatan para pembecak, bahkan transportasi tradisional ini dikhawatirkan akan perlahan punah.

"Ini bisa saja terjadi, jika transportasi berbasis aplikasi seperti gojek hadir di Indragiri Hilir, maka becak akan terkikis dengan sendirinya," ungkap Zainal. 

Zainal berasumsi, jika layanan transportasi berbasis aplikasi hadir di Kota Tembilahan, maka akan mengurangi selera masyarakat untuk menggunakan becak sebagai transportasi umum membuat jasanya makin sedikit yang melirik.

Dia menginginkan semoga ada solusi dari pemerintah terhadap nasib tukang becak agar terus dapat menghidupi keluarga mereka melalui tarikan becak.


Pemerintah Harus Ada Solusi Inovasi Demi Perbaikan Ekonomi Tukang Becak

Menanggapi aktifitas becak tradisional di Indragiri Hilir yang semakin memprihatinkan, Zainal Arifin Hussein menuturkan alat transportasi becak di Indragiri Hilir memang harus ada inovasi agar lebih manusiawi. Artinya pemerintah Indragiri Hilir harus mencarikan formula, seperti perubahan dari becak tradisional menjadi becak modern.

Inovasi tersebut untuk menyelamatkan perekonomian para tukang becak yang dinilai masyarakat ekonomi bawah dengan memodifikasi becak dayung menjadi Becak Motor (Bentor) atau becak listrik. Dimodifikasi dan dikemas dengan baik, bukan tak mungkin becak malah bisa jadi ikon wisata yang menarik di Indragiri Hilir dan tetap eksis.

Jika ada inovasi dari Pemerintah, keberadaan becak akan kembali diterima oleh masyarakat dan menjadi daya tarik para pengguna angkutan becak tersebut, dengan mengkonversinya menjadi becak yang digerakkan mesin tanpa menghilangkan keaslian bentuk becak itu sendiri.

"Inilah salah satu formula agar ekonomi para tukang becak kembali membaik," 

Zainal mengaku, ia sudah membuat inovasi berbasis aplikasi untuk menggerakkan tukang becak di Indragiri Hilir dengan melibatkan mahasiswa Fakultas Ekonomi. Akan tetapi kata Zainal, aplikasi tersebut tidak maksimal diterapkan karena tukang becak di Indragiri Hilir masih banyak yang gaptek (tidak bisa mengoperasikan android).

"Kita sudah membuat inovasi berbasis aplikasi namanya AL-CAK (Aplikasi Becak.red), tapi belum bisa diterapkan," 

Terakhir Zainal berharap jika sudah ada inovasi memodifikasi becak motor, maka jarak tempuh mengantar penumpang bisa lebih jauh. Tinggal lagi melakukan pelatihan pengoperasian aplikasi kepada tukang becak untuk memesan AL-CAK melalui android. (Jun) 






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]