SIAK

Samsul : Masalah Pribadi Dengan PT.KTU, Jangan Kami Masyarakat di Provokasi Untuk Demo


Loading...

SIAK - Samsul (46) tokoh masyarakat Kampung Kuala Gasib, dan juga putra kelahiran Kampung Pangkalan Pisang meminta kepada oknum yang mencari keuntungan pribadi kepihak perusahaan jangan masyarakat tempatan dan pribumi di provokasi untuk menuntut yang bukan hak masyarakat.

"Jika ada orang mengatakan PT. KTU telah merugikan masyarakat, itu salah besar. Kami tidak ada dirugikan malah sebaliknya kami telah diuntungkan. Dan kami mengerti jika kami menginginkan sesuatu kepihak perusahaan itu semua perlu proses, tidak semudah membalikan telapak tangan,"kata Samsul kepada awak media, Rabu 29 Januari 2020.

Samsul mengatakan lagi, Jika ada seseorang yang tidak suka dengan manajemen PT. KTU, janganlah di provakasi masyarakat untuk menuntut sesuatu yang bukan haknya.

"Kami sudah sepakat dengan masyarakat, jika ada provokator yang memprovokasi masyarakat  untuk melakukan aksi Demo dan menuntut kepihak perusahaan PT. KTU, kami akan membuat laporan kepihak berwajib untuk menindaklanjuti provokator  tersebut,"ucap Samsul lagi.

Loading...

Samsul menceritakan, pertama kali perusahaan PT. KTU  mulai beroprasi di Kecamatan Koto Gasib pada tahun 1991, semua lahan masyarakat sudah diganti rugi. Setelah itu pada tahun 2015, perusahaan menyerahkan perkebunan kelapa sawit (pola KKPA) kepada masyarakat sebanyak kurang lebih 2000 hektar. Jadi,  masyarakat mana lagi yang dirugikan.

Bukan itu saja, Samsul juga menerangkan, bahwa selain ganti rugi lahan dan sudah menyerahkan lahan perkebunan kelapa sawit kepada masyarakat, PT KTU juga banyak membantu pemerintah Kecamatan dan Kabupaten tentang penanganan Karhutla.
 

"Apalagi perhatian yang kurang dari  PT. KTU.  ada kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kecamatan Koto Gasib, mereka ikut menyelesaikan memadankan api. Selain itu, ada kegiatan pemuda di kecamatan dan kegiatan lainnya, perusahaan selalu ikut serta memberi support dan membantu dalam segi kebutuhan,"terang Samsul   

Sementara itu,  Siti Aini (60), salah seorang tokoh wanita Kampung Pangkalan pisang, tinggal di Dusun Sungai Padang yang pernah menjadi pengurus Lembaga Adat Melayu (LAM) Kecamatan Koto Gasib mengatakan bahwa masyarakat di Kampung Pangkalan Pisang sangat banyak dibantu oleh PT KTU. 

"Keuntungan dari perusahaan itu yang banyak dirasakan masyarakat, seperti diberi transportasi untuk mengangkat buah. Selain itu untuk akses jalan juga selalu diperhatikan. Apalagi masalah warga yang sakit selalu pihak KTU siap bantu," kata Siti Aini.
 

Tidak hanya bagi masyarakat di dalam PT KTU, lanjut Siti Aini, di dusun di luar perusahaan juga ikut merasakan bantuan dari perusahaan. "Salah satunya di Dusun Suak Tandun yang masih masuk pada Kampung Pangkalan Pisang Jalan terus disiram,"ucap Siti Aini.***






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]