Viral Isu Dukhan Jumat 15 Ramadhan 1441H atau 8 Mei, ini Kata Ustadz Abdul Somad & Pakar


Loading...

Medialokal.co - Simak rangkuman fakta tentang isu peristiwa Dukhan yang viral di media sosial baru-baru ini.

Peristiwa Dukhan sebagai penanda datangnya hari kiamat ini disebut-sebut akan terjadi pada hari Jumat 15 Ramadhan 1441 H atau 8 Mei 2020 mendatang.

Isu terjadinya peristiwa Dukhan inipun jadi perbincangan viral di grup-grup WhatsApp (WA) dan media sosial (medsos) dalam beberapa hari terakhir.

Isu ini lalu mendapat tanggapan dari berbagai pihak seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ustadz Abdul Somad, hingga Pakar Eskatologi Islam.

Loading...

Melansir dari Banjarmasinpost dalam artikel 'Viral Isu Peristiwa Dukhan Tanda Kiamat pada Jumat 8 Mei 2020, Ini Kata MUI & Ustadz Abdul Somad', berikut rangkuman faktanya.

1. Viral media sosial

Isu soal Dukhan ini dibagikan di medsos dan WA dilengkapi penggalan hadits yang meresahkan warganet (netizen).

Dalam pesan viral dikatakan ada hadits yang menyebut bahwa Dukhan akan muncul pada hari di mana 15 Ramadhan jatuh pada hari Jumat

Berikut pesan viral itu selengkapnya:

DI KHUATIRI AD-DUKHON TERJADI PADA 15 RAMADHAN 2020 (HARI JUMAAT).

Dukhan terjadi pada fase keempat, fase dimana umat Islam dipimpin oleh pemimpin yang diktator.

Dukhan merupakan kabut asap yang gelap, tebal, tidak ada oksigen, dan teramat panas sehingga mengakibatkan bumi gelap gulita selama 40 hari 40 malam.

15 Ramadahan 1441 jatuh pada hari Jumat tanggal 8 May 2020.

Sesuai Hadits yang diriwayatkan dari sahabat Nabi Abdullah bin Mas‘ud yang pernah mendengar Nabi SAW bersabda demikian.

«????? ??????? ???????? ??? ????????? ????????? ??????? ?????????? ??? ????????? ??????????? ???????????? ??? ???? ???????????? ?????????? ?????????? ??? ???? ?????????? ??????????????? ????? ????????????» ? ?????????? ????????? «????????? ?????????? ???????? ???????? ?????? ??????? ???????» ?????: ???????: ????? ??????????? ??? ??????? ???????? ?????: ” ??????? ??? ????????? ???? ????????? ???????? ????????? ????????? ??????? ??????? ??????????? ?????????? ??????????? ?????????? ???????????? ???? ????????????? ??? ???????? ????????? ??? ?????? ????????? ????????????? ??????? ??????????? ????????? ???? ?????? ??????????? ??????????? ???????????? ??????????? ?????????????? ????????? ?????????? ??????????? ????????????? ????????? ??????????? ??????? ?????????? ????????????? ????????? ??????? ????????? ?????????: ????????? ???????????? ????????? ???????????? ???????? ???????????? ??????? ???? ?????? ?????? ?????? ?????? ???? ???????? ?????? ?????? “

Bila terdengar suara dahsyat terjadi pada bulan Ramadhan, maka akan terjadi suatu huru-hara pada bulan Syawal, semua suku akan saling berselisih pada bulan Zulqa’dah, pertumpahan darah terjadi pada bulan Zulhijah dan Muharam, dan apa itu Muharam?

“Pada bulan itu banyak manusia yang terbunuh.”

Rasulullah sampai mengulangnya tiga kali.

Para sahabat pun bertanya, “Suara dahsyat apa itu, Rasul?”
Rasulullah menjawab,

“Suara keras yang terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan, yaitu tepatnya malam Juma'at, itu suara dahsyat yang nanti akan mengagetkan orang-orang yang sedang tertidur, membuat orang yang berdiri menjadi duduk, para wanita terhempas keluar dari kamarnya, pada malam Jumat di tahun tersebut banyak terjadi gempa bumi.

Jika kalian telah melaksanakan shalat Subuh di hari Jumatnya, maka masuklah ke dalam rumah, kunci pintu rumah, tutup lubang-lubangnya, lindungi diri kalian dengan selimut, tutuplah telinga kalian.

Jika kalian merasakan suara dahsyat, maka agungkanlah Allah dengan bersujud, dan berdoa subhanal quddus, subhanal quddus, rabbunal quddus.

Orang yang melakukan hal tersebut itu akan selamat, dan yang tidak melakukannya akan celaka.

Hadis ini terdapat dalam kitab al-Fitan karya Imam Nu‘aim bin Hammad, salah satu guru Imam al-Bukhari yang berasal dari Marw di Khurasan, yang sekarang masuk wilayah Turkmenistan.

2. Tanggapan MUI

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengatakan fenomena Dukhan (bahasa Arab: kabut/asap tebal) sebagai petanda hari kiamat yang disebut-sebut pada 15 Ramadhan 1441 H, Jumat (8/5/2020), sejatinya tidak dapat dibenarkan karena waktu pasti kiamat hanya Allah SWT yang tahu.

"Menurut saya, yang tahu kapan kiamat itu akan tiba hanya Tuhan saja yang tahu.

Nabi Muhammad SAW pun yang dicintai dan disayangi oleh Allah SWT tidak dikasih tahu oleh-Nya," kata Buya Anwar saat dihubungi kantor berita resmi Antara, dari Jakarta, Rabu (6/5/2020).

Secara substansial, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengajak umat Islam dan masyarakat untuk selalu mempersiapkan diri dengan amalan baik.

Sehingga kapan pun kiamat itu terjadi akan siap karena tidak ada petunjuk tanggal pasti hari akhir.

Umat Islam, kata dia, selalu mengimani kiamat memiliki dua jenis yaitu kiamat kecil dan kiamat besar.

Kiamat besar adalah hari akhir sesungguhnya, sementara kiamat kecil itu sebagaimana kematian dari masing-masing individu manusia.

"Oleh karena itu, yang penting bagi kita lakukan adalah bagaimana kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi kiamat kecil yaitu kematian dari diri kita masing-masing," katanya.

Maka dari itu, Anwar mengajak umat dan masyarakat untuk tidak panik dengan viralnya soal Dukhan serta terus fokus dengan perbaikan diri dan melakukan segala urusan secara seimbang.

"Kiamat itu urusan Allah dan bukan urusan kita.

Jadi mari kita urusi apa yang menjadi tugas kita dan jangan kita urusi apa yang menjadi urusan Allah," katanya.

3. Sudah dibahas Ustadz Abdul Somad

Sementara Ustadz Abdul Somad, telah membahas hal ini sejak jauh-jauh hari.

Dilansir Banjarmasinpost.co.id dari laman Youtube Taman Surga Net yang tayang pada 23 Februari 2020, beliau telah menjelaskannya kepada para jamaah di salah satu ceramahnya.

Kalau nanti terjadi pertengahan ramadhan, akan terjadi begini-begini. Setelah dihitung hitung hitungg...ternyata pertengahan ramadhan yang ada Jum'atnya itu nanti di ramadhan 1441 H (2020)," buka Ustadz Abdul Somad.

Menurut ustadz asal Sumatra Utara itu, tak ada seorangpun yang tahu tentang kejadian tersebut.

"Apakah itu akan terjadi di hadist itu? wallahu alam bishawab," ucap UAS.

"Mana kita tahu, dia belum terjadi," sambungnya.

Ustadz Abdul Somad hanya berpesan agar umat muslim untuk bersiap-siap.

"Tapi kita bersiap-siap, perlu....Andai terjadi, kita sudah siap," kata UAS.

Namun jika tidak terjadi, bukan berarti Nabi Muhammad harus dikatakan berbohong.

"Andai tak terjadi, berarti hadist-nya tak shahih, bukan Nabinya bohong,"

"Jadi kita cuma bisa siap-siap lah. Kalau misal terjadi, kita sudah siap," tambahnya.

Siap-siap ini dalam artian umat muslim terus meningkatkan ibadah kepada Allah SWT dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya amalan.

"Kalau tak terjadi berarti hadistnya palsu. Bukan berarti Nabi Muhammad pembohong. Karena kan tak ada realnya, bukti nyata, rekaman kalau Nabi pernah ngomong Qa La...," jelas Ustadz Abdul Somad.

Jadi jangan nanti kalau peristiwa tersebut tak terjadi bilang Nabi Muhammad pembohong. Hadist-nya yang tak sahih.

"Nanti kalau dengar ceramah yang modelnya prediksi, orang bilang akan seperti ini, seperti ini, siap-siap aja. Apa salahnya siap-siap...Tapi andai tak terjadi pun, kita sudah siap. wallahu alam bishawab," tutupnya.

4. Pakar Eskatologi Islam peringatkan harus waspada

Salah satunya Pakar Eskatologi Islam al-Habib Abubakar Masyhur al-Adniy juga turut merespon isu tersebut.

Menurut Al Habib Abubakar dalam sebuah ceramah dilansir dari Instagram @ala_nu, umat Islam harus waspada dengan kabar berita tersebut.

Karena sesungguhnya tanda-tanda kiamat sebenarnya sudah diperbincangkan sejak jaman Nabi. Dan hal itu bukan hanya tentang dentuman keras, melainkan banyaknya wanita semi telanjang, mabuk-mabukan, zina dan masih banyak lagi.

Berikut penjelasan lengkap Pakar Eskatologi Islam al-Habib Abubakar Masyhur al-Adniy.

"Saya ingin menambahkan di sini, karena ada yang bertanya kepada saya melalui telepon. Corona yang sekarang kalian selalu dengar pembahasannya, dan sekarang mulai ditulis di media dan media sosial bahwa hanya akan terjadi dan dentuman keras di dunia, akan terjadi ini, akan terjadi itu.

Ketika kita timbang itu semua di timbangan ilmu syariat,apakah orang-orang yang berbicara masalah itu telah belajar fiqih tahawwulat? Kaidah-kaidahnya, penerapan penerapannya, dan istilah-istilahnya? atau itu hanya sekedar mengambil dari hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian menggabung-gabungkannya seperti meracik makanan dan minuman?kemudian menerapkannya di zaman ini atau menerapkannya di tahun ini atau yang lain. Dan mereka mulai mengatakan itu akan terjadi sekarang.


Jika kamu terburu-buru memprediksi peristiwa dan peristiwa itu sebenarnya dijelaskan di dalam hadis benar.

Ada di dalam hadist tapi kapan terjadinya bukan ada di tanganmu, bukan juga di tanganku, bukan juga di tangan orang-orang intelektual, kecuali dengan bukti-bukti,kecuali dengan tanda-tanda.

Dan tanda-tandanya peristiwa yang mereka bicarakan akan terjadi di Ramadan ini adalah harus ada dua gerhana sebelumnya. Sampai sekarang tidak satupun gerhana pun, kalau begitu tanda-tandanya belum sempurna meskipun ada sebagian yang membicarakan tentang komet atau meteor yang akan membentuk bumi atau selainnya.

Itu semua tidak ada dalam nash hadits, baik komet atau meteor. Yang ada di nash adalah tentang dentuman dengan suara keras. Oleh karena itu saat kita kembali ke Nash kita akan merasa aman.

Saat kita kembali ke konsep-konsep itu kita menjadi korban agensi luar angkasa yang setiap hari menjejali kita tentang masalah ini,sehingga dunia gaduh karena kegaduhan mereka yaitu orang-orang yang berdusta mengatasnamakan Allah dan rasulNYA.

Kita tidak percaya dengan ucapan mereka,Kita percaya dengan apa yang ada di Alquran dan hadis.Oleh karena itu saya jelaskan disini bahwa setiap orang yang berbicara topik ini,dia wajib berhati-hati karena satu dusta dapat melejit ke seluruh penjuru dan Allah subhanahu wa ta'ala di hari kiamat akan menghukum mereka dan meletakkan kain di mulut mereka di neraka jahanam. Karena mereka telah berdusta dengan sebuah dusta yang viral via media.

Dan nabi bersabda barangsiapa sengaja berdusta atas namaNya, harus mempersiapkan dirinya di neraka.

Jika demikian, kaji ulang kembali karena seseorang tidak dilarang untuk membaca atau memahami tapi jika tujuannya menakut-nakuti atau merusak pikiran orang-orang yang buru-buru mengambil pendapat atau terburu-buru memvonis peristiwa, kemudian dia menetapkan bahwa tahun ini adalah tahun yang dimaksud oleh Nabi Muhammad, dan dia memastikan itu maka itu adalah sesuatu yang terburu-buru hendaknya dia lebih tegas dan tidak tergesa-gesa.

Dan ketentuan Allah pasti terjadi meski kita Ridho, pasti terjadi meski kita bicarakan atau tidak dibicarakan, waspada adalah wajib. Bukan cuma dari dentuman itu atau cuma di Ramadan, waspada wajib di setiap hari dan setiap malam.

Putri dan Putri mu yang mengenakan pakaian semi telanjang hati-hati dari itu, karena itu adalah tanda kiamat, minum bir adalah tanda kiamat, tersebarnya zina adalah tanda kiamat, menzalimi orang adalah tanda kiamat, itu semua tanda-tanda kiamat.

Orang-orang hanya takut pada peristiwa tertentu saja dan setiap hari peristiwa-peristiwa yang diungkapkan nabi perihal masa depan setiap hari kami dan kalian melihat itu nyata di kehidupan Nabi Muhammad. Jika demikian masalahnya cuma 1 Tanda saja, tapi banyak tanda yang memerlukan penelitian keakuratan tanpa buru-buru dan juga memerlukan rasa takut kepada Allah ketika membicarakannya dan saat mengutarakan pikiran.

Saya harap orang-orang menyadari itu semua supaya kita tidak menjadikan orang-orang heboh seperti ini, di rumah-rumah, di keluarga keluarga, di masyarakat untuk mendamaikan berhati-hati dianjurkan.

Namun bukan dengan sekedar vonis tapi dengan prediksi tanda-tanda kiamat selalu berdasarkan prediksi dan bukan berlandasan vonis sehingga saya keluar dari pada materiku ini, tetapi agar saya bisa menjelaskan sesuatu yang ditanyakan kepada saya.

Supaya orang-orang tidak terjatuh kepada suatu masalah yang kelihatannya didasarkan kepada ilmu, tapi ternyata bukan berdasarkan ilmu, mereka menyangka orang-orang itu berbicara berdasarkan ilmu, Padahal mereka berbicara berdasarkan sangkaan dan sesungguhnya prasangka tidak menunjukkan kebenaran sama sekali maka kita harus hati-hati memastikan terlebih dahulu dan menguasai dalam hal itu". (*) 

Sumber : Surya.co.id

 






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]