Pilihan
SADIS...! Kejamnya Siksaan Ibu Tiri Tewaskan Perempuan Belia di Riau Ini
Todong Korban di Jalan, Warga Sungai Beringin ini Diringkus Polres Inhil
Bapak Mutilasi Anak 7 Tahun dan Kaitannya dengan Teori Integrated Cognitive Antisocial Potencial

Medialokal.co - Didapatkan informasi di Parit Empat Kelurahan Tembilahan Barat, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir telah terjadi peristiwa pembunuhan beberapa waktu lalu.
Menurut informasi yang dihimpun oleh Media, pelaku tersebut diduga merupakan seorang bapak yang tega membunuh sang anak yang masih berusia 7 tahun dengan memutilasi tubuh korban.
Sebagai pengetahuan, Mutilasi merupakan tindak kejahatan yang dilakukan oleh seseorang dengan memisahkan anggota tubuh yang satu dengan anggota tubuh yang lain oleh sebab yang tidak wajar (Meliala, 2006). Kejahatan mutilasi ini merupakan kejahatan yang digolongkan sebagai kejahatan yang sadis (rare crime) oleh karena objek dari kejahatan tersebut adalah manusia dalam kondisi hidup maupun telah meninggal dengan keadaan tubuh terpisah atau terpotong-potong antara organ tubuh satu dengan yang lainnya, menjadi beberapa bagian seperti kepala, tubuh, dan bagian-bagian lainnya (Buluran, 2017).
Pada kasus di atas, mutilasi dapat dijelaskan dengan Teori Integrated Cognitive Antisocial Potential (ICAP) yang dimodifikasi untuk menjelaskan Tindakan kekerasan (violence). Kata integrated dalam teori ini mengacu pada penggabungan beberapa ide dari teori-teori lain, termasuk teori strain, control, labeling, dan rational choice approaches. Konstruk utama teori ini adalah Antisocial Potential (AP), yang mengasumsikan bahwa perubahan dari antisocial potential menjadi tindakan antisosial dan kekerasan bergantung para proses kognitif (berpikir dan pengambilan keputusan) yang juga memperhitungkan kesempatan (criminal opportunity) dan adanya korban (victim) (Markum, dkk., 2009).

AP terbagi dua, jangka panjang (long term) dan jangka pendek (short term) (Markum, dkk., 2009). Masing-masing individu memiliki perbedaan dalam AP jangka panjang dan AP jangka pendek (Markum, dkk., 2009). Pada AP jangka panjang, faktor- faktor yang berpengaruh adalah impulsiveness, tekanan (strain), tokoh panutan (modeling), proses sosialisasi, dan pengalaman hidup. Sementara pada AP jangka pendek bergantung pada motivasi dan faktor situasional (Markum, dkk., 2009).
Dari kasus bapak memutilasi anak tersebut jelas sekali bahwa hal tersebut merupakan bentuk kekerasan. Namun hal tersebut belum pasti penyebabnya apa, namun dari teori Integrated Cognitive Antisocial Potential (ICAP) ada banyak penyebab ia melakukannya. Bisa jadi dikarenakan AP jangka Panjang seperti impulsiveness, tekanan, atau terdapat seseorang yang di contohkannya. Mutilasi yang dilakukannya bisa juga disebabkan karena AP jangka pendek seperti motivasi ia melakukannya atau situasi yang melatarbelakanginya.
Penulis : Atasya Ramadhana
Program Studi Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Berita Lainnya
Menanti Terdakwa ‘Lain’ Kasus Dugaan Korupsi GORR
Model Terbaik Logo Vintage Restaurant
Westernisasi, Ancaman yang Terlupa
Corona Hantam Ekonomi Negara hingga Rakyat Jelata
Bupati dan Wakil Bupati satu kata dalam pelantikan
Mengembangkan Desa Wisata Jadi Solusi Mengangkat Perekonomian Pasca Pandemi
Yakinlah, Jokowi Bukan Anti Kritik
Bupati dan Wakil Bupati satu kata dalam pelantikan
Omnibus Law: Perselingkuhan Penguasa dengan Kapitalis, Hantu Bagi Rakyat
Mengembangkan Desa Wisata Jadi Solusi Mengangkat Perekonomian Pasca Pandemi
Menjadi wanita karir itu pilihan
KUALITAS DEMOKRASI INDONESIA